Glitter Words

Sabtu, 17 Desember 2011

Terong (Solanum melongena)


Terong

Solanum melongena


Kingdom
:
Plantae
Kelas
:
Magnoliopsida
Sub kelas
:
Asteridae
Ordo
:
Solanales
Famili
:
Solanaceae
Genus
:
Solanum
Spesies
:
Solanum melongena


Jenis/varietas:
Terung Gelatik (terung lalap), Terung Kopek (buahnya panjang), Terung Craigi (buahnya bulat panjang dengan ujung meruncing), Terung Jepang (buah bulat dan panjang silindris), Terung Medan (buahnya bulat panjang, berukuran mini), Terung Bogor ( bulat besar berwarna keputih-putihan)
Syarat tumbuh:
Hidup di dataran rendah hingga dataran tinggi (1-1.200 m dpl), tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan pH 5-6, waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau, suhu optimum 18 – 25°C.
Produktivitas:
Produktivitas terong di Indonesia berkisar antara 7-8 ton/ha atau sekitar 300-400 ton/tahun dengan luas panen 44-50 ha.
Teknik Budidaya:
Jarak tanam: Bedengan dibuat selebar antara 1,2 - 1,4 cm dan panjang sesuai lahan. Kemudian bedengan dibuatkan lubang tanam masing-masing berjarak sekitar 60 cm. Jarak antarbarisan lubang tanam 70-80 cm. Setiap bedengan memuat dua barisan tanaman
Dosis pemupukan:
Umur panen: 4 bulan atau 90 hari sejak semai, Selanjutnya selang seminggu sekali, buah terung dapat dipanen 6-7 kali
Hama dan cara pengendalian:
-           Kutu Daun (Aphis spp.), dengan Basudin 40 WP dan Bayrusi125 EC, JUGA dengan menggunakan predator sebagai pengendalian secara alami, adapun predator yang digunakan adalah kumbang Coccinella Sp.
-          Kumbang Daun (Epilachna spp.), dengan penyemprotan Insektisida
-          Tungau (Tetranychus) dengan menggunakan larutan Kalthene 0,2 %, Dimetoate (Rogor, Roxixon) 0,1 % atau larutan Sumithion 1:1.000 (18 cc dalam 15 liter air)
-          Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.), dengan mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
·         Penyakit dan cara pengendalian:
-          Karat daun disebabkan oleh Phomopsis vexans (Sacc & Syd) Harter atau Diaphote vexans Gratz, sebaiknya pada awal penanaman digunakan Dithane M-45 berkonsentrasi 0,2-0,3 %
-          Layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum, atur jarak tanam, lakukan pergiliran tanaman, gunakan Bakterisida
-          Busuk buah disebabkan oleh jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp., gunakan Fungisida
-          Busuk akar oleh cendawan Yerticilium alboatrum, dikendalikan dengan Dithane M-45 (0,2-0,3 %), dapat juga  dengan perlakuan tanah: lain fumigasi, drainase yang baik, dan rotasi tanaman.

Sentra produksi:
            Brastagi (Sumatera Utara), Dataran tinggi Dieng (Jawa Tengah), dll

0 komentar:

MORE POSTING

TV Indonesia

>>>Kalau Mau Nonton TV, stop/Pause the Gen FM Radio!
Glitter Words

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management