UJI BIOLOGIS 2,4-D
I. TUJUAN
Menenentukan konsentrasi efektif 2,4-D sebagai herbisida dengan menggunakan kurva respon tumbuh akar terhadap logaritma konsentrasi 2,4-D.
II. PENDAULUAN
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tanaman (Abidin, 1985). Ada dua jenis zat pengatur tumbuh berdasarkan asalnya, yaitu terbentuk secara alamiah (Auksin) atau dibuat oleh manusia/sintetik (2,4-D).
Penggunaan zat pengatur tumbuh bila digunakan dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman (Menas Tjioner 2010).
Senyawa sintetis 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy acetic acid) merupakan senyawa sintetis yang banyak digunakan untuk merangsang atau menghambat proses perkembangan tumbuhan. Penggunaanya sebagai herbisida pembasmi guIrna efektif untuk jenis guIna yang berdaun lebar, seperti Limnocharis flava, Monochoria vaginalis, Cyperus difformis, Fimristylis miliaceae, Scirpus juncoides di lahan sawah. Bila dibandingkan dengan IAA/auksin, penggunaan 2,4-D secara fisiologis lebih aktif dan lebih tahan lama didalam jaringan tumbuhan, serta harganya lebih murah ( Suryowinoto 1996).
Pemakaian zat pengatur tumbuh asam 2,4–D biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang singkat, antara 2 – 4 minggu karena merupakan auksin kuat, artinya auksin ini tidak dapat diuraikan di dalam tubuh tanaman (Hendaryono dan Wijayani 1994). Sebab pada suatu dosis tertentu asam 2,4-D sanggup membuat mutasi-mutasi (Suryowinoto 1996). Menurut Wattimena (1988) asam 2,4–D mempunyai sifat fitotoksisitas yang tinggi sehingga dapat bersifat herbisida.
III. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengaruh Konsentrasi 2,4-D terhadap Panjang Akar Mentimun
Konsentrasi | Panjang akar | Simpangan | Galat Baku | Logaritma Konsentrasi 2,4-D |
2,4-D | Rata-rata (cm) | Baku | ||
0,001 | 2,213 | 0,8049 | 0,833 | -3 |
0,01 | 1,9 | 0,4487 | 0,4645 | -2 |
0,1 | 1,49 | 0,5166 | 0,5376 | -1 |
0 | 1,72 | 0,329 | 0,341 | - |
1 | 0,45 | 0,172 | 0,1787 | 0 |
10 | 0,38 | 0,04 | 0,0414 | 1 |
Tak Diketahui | 0,306 | 0,0854 | 0,0884 | - |
Grafik Hubungan Logaritma Konsentrasi 2,4-D terhadap Panjang Akar Mentimun
IV. PEMBAHASAN
Uji biologis untuk auksin sebagai zat pengatur tumbuh sangat peka pengaruhnya terhadap pertumbuhan akar tanaman. Pengujian zat pengatur tumbuh ini dijadikan sebagai prinsip dalam praktikum kali ini. Percobaan dengan mengamati kurva respon tumbuh akar terhadap logaritma konsentrasi 2,4-D (Wattimena 1988).
Percobaan ini memperoleh hasil rata-rata panjang akar tertinggi terdapat pada konsentrasi 2,4-D sebanyak 0,001 mg/l yaitu 2,213 cm. Kemudian rata-rata panjang akar terendah terdapat pada konsentrasi 2,4-D yang tidak diketahui yaitu 0,306 cm. Pada tabel dapat dilihat rata-rata panjang akar konsentrasi 2,4-D sebanyak 10 mg/l dengan rata-rata panjang akar konsentrasi 2,4-D yang tidak diketahui memiliki nilai yang hampir sama sehingga dapat diketahui bahwa konsentrasi larutan yang tidak diketahui adalah sekitar 1o mg/l ( Suryowinoto 1996).
Berdasarkan grafik hasil percobaan, dapat dilihat perbandingan tinggi tanaman dengan larutan penyangga, hasil percobaan pada konsentrasi 2,4-D yang rendah (0,001 mg/l) diperoleh pertumbuhan tanaman yang lebih besar dibandingkan dengan larutan penyangga. Kemudian paada konsentrasi 2,4-D yang tinggi (10 mg/l) diperoleh pertumbuhan panjang akar tanaman yang lebih rendah dibadingkan dengan larutan penyangga. Hal ini sesuai dengan literatur Menas Tjioner (2010) yang menyatakan bahwa penggunaan zat pengatur tumbuh bila digunakan dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman (Wattimena 1988).
V. KESIMPULAN
Konsentrasi 2,4-D yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman adalah pada konsentrasi yang rendah yaitu 0,001 mg/l. Apabila konsentrasi 2,4-D terlalu tinggi (10 mg/l) maka akan menghambat pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, agar 2,4-D efektif digunakan sebagai herbisida maka perlu digunakan konsentrasi yang tinggi.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Suryowinoto M.1996. Pemuliaan Tanaman Secara In Vitro. Yogyakarta: Kanisius.
Wattimena G A.1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Bogor: PAU IPB.
Menas Tjioner. http://www.tanindo.com/abdi7/hal3801.htm (17 Mei 2011)
VII. Jawaban Pertanyaan
1. Penggunaan zat pengatur tumbuh (auksin) bila digunakan dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman (Menas Tjioner 2010).
2. Peranan pH dalam praktikum kali ini adalah sebagai penyangga larutan fosfat
3. Panjang rata-rata akar pada 2,4-D konsentrasi rendah berbeda nyata dengan panjang rata-rata akar pada larutan penyangga. Selisih panjang rata-rata akarnya adalah 0,493 cm. Hal ini membuktikan bahwa pada konsentrasi rendah, 2,4-D dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar.
1 komentar:
bagus mantap dol............................
Posting Komentar