EFISIENSI ALAT PEMBERSIH DAN PEMILAH BENIH
PENDAHULUAN
Pembersihan benih sangat penting karena benih yang kotor tidak baik disimpan lama, secara tidak langsung akan mempengaruhi viabilitas benih karena tersumbatnya ruang antara benih yang akan menimbulkan panas dan kelembaban tinggi sehingga menjadi tempat bersarangnya cendawan maupun hama.
Proses pembersihan benih bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran fisik maupun biji-bijian lain yang mencampuri suatu kelompok benih. Kotoran fisik antara lain yaitu pecahan-pecahan biji, benih-benih yang berukuran kurang sempurna (keriput, inferior, membatu akibat kurang masak atau terserang penyakit), pecahan-pecahan batu maupun ranting-ranting yang terbawa pada proses pemanenan.
Proses pembersihan menjadikan kerusakan fisik yang kurang sempurna pada proses pembersihannya sehingga diperoleh hasil yang tidak bersih 100%. Prinsip kerja dari alat pembersih ini adalah memisahkan benih berdasarkan perbedaan ukuran/ bentuk dan berat be
Kelebihan menggunakan mesin ASC Nippon Sharyo adalah dapat mengolah berbagai komoditi tergantung ketersediaan ayakan. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat memisahkan benih dengan ukuran, bentuk, berat jenis dan bobot.
Kelebihan menggunakan mesin ASC Nippon Sharyo adalah dapat mengolah berbagai komoditi tergantung ketersediaan ayakan. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat memisahkan benih dengan ukuran, bentuk, berat jenis dan bobot.
TUJUAN
Untuk mempelajari efisiensi alat pembersih benih model ASC Nippon Sharyo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perlakuan | Waktu | Bobot Calon Benih | Pintu 1 | Pintu 2 | Pintu 3 | Pintu 4 | Efisiensi Pengolahan |
A | 8' 58'' | 50 kg | 46 kg | 1356 gram | 8.5 gram | 284.5 gram | 92 % |
B | 8' 27'' | 50 kg | 46.5 kg | 806 gram | 9.0 gram | 260 gram | 93 % |
C | 16' 31'' | 50 kg | 45.3 kg | 1756 gram | 9.0 gram | 301 gram | 90.6% |
D | 6' 54'' | 50 kg | 47 kg | 64.5 gram | 7.5 gram | 49 gram | 94 % |
Keterangan :
· Perlakuan A : kecepatan blower maksimal, pembukaan pintu hopper maksimal
· Perlakuan B : kecepatan blower maksimal, pembukaan pintu hopper sedang
· Perlakuan C: kecepatan blower sedang, pembukaan pintu hopper maksimal
· Perlakuan D: kecepatan blower sedang, pembukaan pintu hopper sedang
· Pintu 1 : benih bersih
· Pintu 2 : benih-benih yang berukuran keriput
· Pintu 3 : pecahan-pecahan batu
· Pintu 4 : debu dan kotoran ringan yang terbawa pada proses pemanenan
Benih yang tertinggal di elevator dicatat sebagai kerugian mesin sebesar 971 gram. Benih yang tertinggal berturut turut di ayakan 1dan 2 adalah 20 gram dan 163.5 gram. Kerugian total mesin sebesar 1154.5 gram.
Kapasitas alat : Jumlah benih yang diolah
waktu
Perlakuan A : 50 kg/8.97 menit = 5.57 kg/menit
Perlakuan B : 50kg/8.45 menit = 5.92 kg/menit
Perlakuan C : 50kg/16.52 menit = 3.03 kg/menit
Perlakuan D : 50kg/6.9 menit = 7.25 kg/menit
Dalam percobaan ini menggunakan mesin model ASC(Air Screen Cleaner) Nippon Sharyo yang digunakan untuk membersihkan benih padi, karena memiliki ayakan dengan berbagai macam ukuran. Bagian ASC yang paling penting dalam proses pembersihan adalah hopper, elevator, ayakan atas, ayakan bawah, dan blower.
Kecepatan blower dan pembukaan pintu hopper berpengaruh dalam pembersihan benih padi. Dari keempat perlakuan, bobot benih terbesar didapat dari perlakuan D. Perlakuan blower sedang dan hoper sedang didapatkan benih padi sebesar 47 kg dengan waktu 6 menit 54 detik. Efisiensi alat pada perlakuan D sebesar 94%. Pada percobaan ini terdapat kesalahan praktikan, yaitu pembukaan pintu elevator terlalu besar sehingga mempengaruhi kerja mesin Nippon Sharyo.
KESIMPULAN
Efisiensi alat pembersih Nippon Sharyo pada pembersihan padi termasuk tinggi berkisar antara 90-94%. Benih terbanyak dihasilkan pada perlakuan kecepatan blower sedang dan pembukaan hoper sedang.
0 komentar:
Posting Komentar