Alasan Memilih Menjadi Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura
Indonesia adalah negara yang nyatanya sangat kaya. SDA yang dimiliki begitu banyak terhampar dari Sabang sampai Merauke. Sumber daya alam (SDA) yang adapun tidak hanya di samudra atau lautan Indonesia saja yang kaya dengan SDA, tetapa ibu pertiwi atau daratan Indonesiapun memiliki jumlah kekayaan alam yang sangat mengagumkan. Seperti kata orang tua bijak dulu “Indonesia sangat subur, batu, tongkat dan daun ditanampun tumbuh” Oleh sebab itu, Indonesia dikenal dengan sebutan Negara Agraris dan Maritim.
Namun ironisnya, ditengah-tengah kenyataan kekayaan SDA yang luar biasa itu tidak selaras dengan realita yang ada di Negara Indonesia. Kasus yang sangat fundamental seperti kelaparan yang terkait dengan ketahanan pangan, kesejahteraan rakyat, seolah menjadi problema yang lumrah dan akibatnya adalah terjerumus ke jurang kemiskinan yang tak berujung sehingga menimbulkan bnyak penyakit seperti, busung lapar, kurang gizi, ganguan kejiwaan. Bahkan ada khasus pembunuhan dan pembuangan anak karena tidak mampu untuk merikan makan. Pemerintah terkait seolah-olah lepas tangan dengan semakin meluas dan menjamurnya permasalahan ini. Padahal, pada dasarnya Indonesia memiliki kemampuan untuk menggali dan memaksimalkan SDA sehingga kesejahteraan rakyat pun tercapai. Namun sinergisasi yang kurang maksimal antara pemerintah dan elemen masyarakat yang menurut saya adalah faktor penghambat kinerja proses memaksimalkan manfaat SDA yang ada.
Permasalahan-permasalah seperti kelaparan, kemiskinan dan buruknya ketahanan pangan yang ujung-ujungnya menjadi penyakit tidak akan bisa disembuhakan dengan ilmu kedokteran, atau hokum saja. Namun, kita harus mengatasi persoalan tersebut dari akar permasalahannya, yaitu masalah memaksimalkan pemanfaatan SDA. Hal itu, salah satunya dapat dimulai dari ilmu pertanian. Karena degan bertani atau bercocok tanam dengan baik dan benar dapat diartikan sebagai memanfaatkan, mengolah dan memproduksi tanaman, baik pangan ataupun nonpangan yang dapat meningkatkan ketahanan pangan dan menuntaskan kasus kelaparan di negeri tercinta ini.
Hidup itu memang penuh dengan pilihan. Ketika saya duduk di bangku SMA dengan seragam putih abu-abu dan saya telah menjadi siswa tingkat akhir yang tinggal menunggu kelulusan, awan kebingungan mulai menyelimuti saya untuk melanjutkan kemana dan memilih jurusan apa nantinya. Nah, disaat serombongan senior mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor datang ke sekolah saya dan mempromosikan IPB dengan sangat menarik, tentunya dengan sedikit pemaparan permasalahan pertanian terkini, terbesit dipikiran saya pemikiran-pemikiran seperti diatas. Bahkan, saya juga ingin bisa membantu pemerintah dalam meningkatkan pertanian Indonesia menjadi lebih baik dan seperti visi AGH. Ditambah alasan karena saya sangat suka dan malah hobby dengan sayur-sayuran serta buaha-buahan saya mulai untuk mencari tahu lebiha dalam tentang IPB dan jurusan yang akan menjadi pendamping nama saya kelak dan modal saya untuk membantu hidup saya dan Negara. Pada akhirnya saya menjatuhkan pilihan saya pada jurusan Agronomi dan Hortikultura (AGH) sebagai piihan pertama. Saya memilih AGH, bukan karena paksaan atau oleh karena siapapun, tetapi timbul dari dalam diri saya sendiri dan saya bangga ketika saya diterima menjadi mahasiswa AGH. Karena Departemen dan seluruh civitas akademika AGH telah membuktikan berbagai kontribusi yang sangat bermanfaat bagi khalayak dan negeri tercinta. Seprti contoh, BIMAS, organic farming, tanaman varietas baru dan masih banyak yang lainnya. Untuk itu, kita harus bangga menjadi mahasiswa AGH, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar