Glitter Words

Jumat, 16 Desember 2011

BROTOWALI (Tinospora crispa (L.) Miers)

BROTOWALI
(Tinospora crispa (L.) Miers)
Klasifikasi Tanaman
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Spermathophyta
Class             : Dicotyledonae
Ordo             : Euphorbiales
Family          : Euphorbiaceae
Genus           : Tinospora
Species         : Tinospora crispa (L.) Miers
Deskripsi Tanaman
Brotowali merupakan perdu yang pertumbuhannya memanjat. Tinggi batang dapat mencapai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat, rasanya pahit. Daun brotowali merupakan daun tunggal, berbentuk jantung dengan ujung meruncing, tepi daun rata, tulang daun menjari, berwarna hijau muda. Panjang daun 7 – 12 cm dan lebar 5 – 10 cm. Panjang tangkai daun 3 – 11 cm dengan pangkal bengkok dan membesar. Bunga brotowali berwarna hijau keputihan dan berbentuk tandan semu.

Syarat Tumbuh
Brotowali dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1.700 m di atas permukaan laut. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di hutan, ladang, atau halaman rumah. Brotowali menyukai tempat terbuka dan membutuhkan banyak sinar matahari.
Budidaya Tanamanan:
Penyiapan lahan tempat pembudidayaan brotowali sebaiknya disiapkan sebulan sebelum tanam, yaitu dengan membuat lubang tanam atau alur tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 30 cm. Pada setiap lubang tanam dipupuk dengan pupuk kandang sebanyak 0,5 – 1 kg yang dicampur dengan tanah atau dibenamkan pada alur-alur tanam. Tanaman brotowali membutuhkan tiang panjat agar pertumbuhannya baik. Tiang panjat dapat ditanam di samping lubang tanam sebelum penanaman brotowali. Tiang panjat dapat berupa panjatan hidup atau mati. Panjatan hidup dapat menggunakan tumbuhan yang pertumbuhannya relatif cepat dan kuat. Bibit diperoleh dari stek batang yang sehat dan cukup tua sepanjang 10 cm. Pemindahan bibit dari polybag ke lapangan adalah dengan cara menyobek salah satu bagian polybag. Untuk menjaga kelembaban tanah dan menghambat pertumbuhan gulma sebaiknya diberi mulsa berupa jerami, serasah atau daun-daun kering. Jarak tanam brotowali yang dianjurkan adalah 1 m x 1 m. Pupuk yang digunakan sebaiknya adalah pupuk organik dapat berupa pupuk kandang atau kompos. Penyiangan gulma dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma dan sebaiknya secara manual. Apabila digunakan panjatan hidup, pemangkasan cabang dan daun tanaman perambat harus dilakukan secara rutin, sehingga tidak mengganggu pertumbuhan brotowali. Batang brotowali dapat dipanen apabila warnanya coklat kehitaman. Panen dapat dilakukan dengan cara memangkas batang. Untuk mendapatkan simplisia brotowali, batang dipotong kasar lalu dikeringkan.
OPT
Jamur Cercosporella dioscoreophylli sering menimbulkan penyakit bercak bertepung pada daun brotowali. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengurangi kerimbunan tanaman perambat agar kelembaban berkurang khususnya dari embun atau sisa air hujan yang menempel di permukaan daun. Jamur Colletotrichum sp. dan Trichocladium sp. juga dapat menyerang batang brotowali. Batang yang terserang akan berwarna coklat dan akhirnya menjadi kering. Hama yang sering mengganggu brotowali adalah Othreis fullonia yaitu ulat pemakan daun. Serangan hama ini menyebabkan daun rontok sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan ekstrak mimba. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sebelum panen.

0 komentar:

MORE POSTING

TV Indonesia

>>>Kalau Mau Nonton TV, stop/Pause the Gen FM Radio!
Glitter Words

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management