Glitter Words

Senin, 21 Maret 2011

Kadar Air Benih


PENETAPAN KADAR AIR BENIH

Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakan tanaman. Mutu benih mencakup mutu fisik, mutu fisiologis dan mutu genetika serta memenuhi persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan benih, bentuk, ukuran dan warna kecerahan yang homogen serta benih tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan akibat serangan hama dan penyakit. Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air maupun daya simpan benih.
Yang dimaksud kadar air benih, ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.

Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udara dari lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran, contoh benih tidak boleh lebih dari 2 menit berada di luar wadah.
Metode yang digunakan untuk menguji kadar air ini juga harus diperhatikan. Ada dua metode dalam pengujian kadar air benih, yaitu :
a)      Konvensional ( Menggunakan Oven )
Skema pengujian kadar air benih dengan metode konvensional (oven pada suhu 130-133 sesuai ISTA) atau sering disebut dengan metode langsung.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5y_cCqWqBF7IkRbfupoiC2PP8yJRjAFCf14CJw6AbcnEjX9W1w3B46_JUhk0vv3r3apvRzo0eTe2T8cliy0N9yu7eB1j_4nknOyRGb1bKgTrH_CDbswGK2rVQddMStbDK9DRqg_wGrfc/s320/Presentation1.jpg

Setelah mendapatkan hasil berat timbangan benih baik setelah dan sebelum dipanaskan pada oven maka, akan dikalkulasikan dengan rumus:

Keterangan:
            KA : Kadar air benih
            M1 : Berat wadah + tutup
            M2 : Berat wadah + tutup + benih sebelum dipanaskan
            M3 : Berat wadah + tutup + benih setelah dipanaskan


b)     Automatic atau Metode Tidak Langsung
Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui dengan mudah dengan menggunakan bantuan alat berupa Steinlite Moisture Tester, Ohaus MB 45, Higromer dan Dole Aparatus


0 komentar:

MORE POSTING

TV Indonesia

>>>Kalau Mau Nonton TV, stop/Pause the Gen FM Radio!
Glitter Words

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management