MAKALAH ARSITEKTUR LANSKAP
“INVENTARISASI TAPAK SEGITIGA FEMA”
Tema
“Dreamy Garden”
v Naelatur Rohmah
v I Gede Supawan
v Erna Sulistiana
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri-ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang yang jalin-menjalin dalam perhubungan-perhubungan yang rumit.
Rencana Tapak(Site Plan) adalah gambaran /peta rencana peletakan bangunan /kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. ( Anonim, 2009)
Dalam perencanaan desain lanskap diperlukan beberapa kegiatan yang meliputi inventarisasi tapak, analisis tapak dan perencanaan tapak. Inventarisasi tapak adalah proses pengumpulan segala data yang ada dan diperlukan mengenai tapak yang yang akan di desain, baik berupa data fisik (dimensi, topografi, klimatologi, view, akses, dll), sosial budaya dan fungsional (aktivitas dan fungsi). Analisis tapak adalah mengaitkan semua data yang terkumpul sehingga dapat diketahui potensi, kendala dan hazard yang ada pada tapak. Perencanaan tapak yang juga dikenal sebagai gambar skematis. Rencana ini telah menunjukan ruang-ruang, sirkulasi dan aktivitas yang dapat dilakukan serta rencana elemen yang akan digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut. (Lestari, 2007)
Tapak yang akan didesain merupakan tapak taman segitiga FEMA yang terletak di samping koridor Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Dari pengamatan sekilas tampak bahwa taman tersebut berbentuk segitiga, terdapat vegetasi dan elemen keras yang kurang terawat. Namun, sebagai upaya pengembangan tapak selanjutnya perlu dilakukan pengamatan kondisi tapak secara detail mulai dari luas tapak, bentuk tapak, letak elemen & vegetasi, aspek bio-fisik tapak hingga aspek sosial-ekonomi-budaya karena pengembangan tapak yang baik akan menghasilkan kenyamanan dan keindahan bagi pengunjung. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan perencanaan desain lanskap yang baik berupa inventarisasi tapak, analisis tapak dan perencanaan desain tapak baru sebagai usulan desain.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui cara melakukan survey tapak.
1.2.2 Mengenal dan mengetahui karakteristik tapak yang dikunjungi.
1.2.3 Mengambil/mengumpulkan/merekam data dari tapak yang dikunjungi.
1.2.4 Menyajikan hasil survey ke dalam gambar inventarisasi.
1.2.5 Mahasiswa dapat membuat usuan desain taman sederhana berdasarkan hasil inventarisasi pada tapak.
1.3 Lokasi
Taman Segitiga FEMA, samping koridor Fakultas Ekologi Manusia, Institut Peranian Bogor.
1.4 Alat dan Bahan
1.3.1 Kertas gambar ukuran A3
1.3.2 Pensil, penghapus, penggaris, busur derajat, pensil warna, drawing pen 0,1
1.3.3 Papan jalan
1.3.4 Meteran gulung
1.3.5 Kamera digital
1.5 Metode Pelaksanaan
1.5.1 Pembagian kelompok kerja pada setiap kelas, masing-maing kelompok 3 orang
1.5.2 Pengukuran, pengamatan, dan pencatatan data di lapang.
1.5.3 Mendiskusikan pola desain taman yang merupakan hasil analisis terhadap kondisi tapak.
1.5.4 Menentukan elemen keras taman dan elemen lunak taman
1.5.5 Menggambarkan pola desain pada denah tapak sesuai dengan hasil inventarisasi kelompok pada kertas A3 dan beri warna.
1.5.6 Mencantumkan jenis-jenis elemen keras dan elemen lunak pada kolom legenda.
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan perencanaan tapak pada segitiga FEMA meliputi kegiatan inventarisasi tapak, analisis tapak dan perencanaan tapak. Adapun pembahasan mengenai kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
2.1 Inventarisasi Tapak
Dalam menginventarisasi tapak dilakukan beberapa kegiatan. Pertama, pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui luas tapak dengan membentangkan meteran dari satu titik sudut dengan titik sudut lainnya pada tepi tapak. Dari pengukuran yang telah dilakukan didapatkan panjang sisinya adalah 45 m dan hal yang sama diperoleh ketika melakukan pengukuran pada kedua sisi yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk taman segitiga FEMA adalah segitiga sama sisi. Adapun luas taman segitiga FEMA tersebut adalah 876,85 m2 . Selain itu, dilakukan pula pengukuran besarnya sudut arah sisi tapak terhadap arah utara 00 dan diperoleh bahwa besarnya sudut yaitu 400.
Kedua, pemetaan vegetasi dan elemen keras. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui letak titik suatu elemen lanskap dan vegetasi berada. Caranya dengan membentangkan meteran dari atu titik sudut dengan titik sudut lainnya lalu menghitung jarak tegak lurus antara sisi tapak dengan letak titik elemen ataupun vegetasi.
Ketiga, pengamatan dan pencatatan data di lapang. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa taman ini tersusun atas soft material dan hard material seperti pada taman lainnya. Adapun soft material berupa vegetasi yang didominasi tanaman herbal seperti kayu manis, belimbing wuluh, jahe-jahe an, lamtoro, delima, markisa. Selain itu, ditemukan pula vegetasi lain berupa tanaman buah seperti belimbing, mangga, pisang, papaya, manggis, rambutan; tanaman hias seperti puring, Sansiviera, keladi, bougenville, Rheoe discolor; serta ground cover, semak, rumput liar,dan perdu. Hard material yang ada pada taman tersebut adalah bangku taman, paving block, rak pot, tempat penyimpanan perkakas pada salah satu sudut taman, dan drainase.
Gambar hasil inventarisasi tapak, digambarkan pada kertas A3, dengan skala 1:200.
2.2 Analisis Tapak
Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi tapak yang telah diinventarisasi. Analisis ini perlu dilakukan untuk menyusun perencanaan tapak yang baru dalam rangka memperbaiki tapak sebelumnya yang tidak memberikan kenyamanan dan keindahan bagi penggunanya. Analisis yang dilakukan meliputi analisis iklim, topografi, hidrologi, vegetasi dan elemen keras, satwa, kualitas visual serta social dan movement.
a. Analisis iklim
Hasil dari analisis iklim diperoleh data seperti berikut curah hujan= 3552 mm/tahun, hari hujan = 187 hari / tahun, suhu maksimum = 30,1 0 C , suhu minimum = 20,1 0 C, kelembaban = 88,33 %. Jatuh bayangan pada jam 04.00 pm ke arah timur dan arah angin dari utara ke selatan.
b. Analisis topografi
Topografi pada tapak tersebut datar, tidak memiliki perbedaan ketinggian.
c. Analisis hidrologi
Pada tapak taman segitiga FEMA tidak ditemukan genangan air. Air hujan yang jatuh mengalir ke dalam drainase yang terdapat pada setiap sisi taman.
d. Vegetasi dan elemen keras
Hasil dari analisis vegetasi diperoleh adanya tumpukan gulma yang menghalangi pemandangan ke dalam, tumpukan pohon pisang yang mati, tanaman Rheoe discolor yang tidak teratur, susunan tanaman herbal yang tidak beraturan karena ranting pohon tidak pernah dipangkas sehingga tampak menjulang tidak beraturan. Sedangkan pada analisis elemen keras didapatkan adanya paving yang rusak akibat akar yang tumbuh keluar dari permukaan tanah, bangku taman yang kusam karena cat banyak yang telah terkelupas, rak pot yang tidak lagi berfungsi telah ditumbuhi tanaman rambat yang seharusnya dapat digunakan untuk menyimpan tanaman dalam pot, drainase licin karena banyak ditumbuhi lumut dan tidak seluruh drainase tertutup. Hal ini dapat membahayakan pengunjung dan mengurangi keindahan.
e. Analisis satwa
Tajuk pohon yang besar dan tidak terawat menyebabkan kelembaban tinggi sehingga banyak nyamuk, semut dan serangga lain bersarang. Dengan adanya hewan ini, maka intensitas kunjungan penggunanya menjadi rendah.
f. Analisis kualitas visual
Bagian-bagian tapak yang mengurangi keindahan berupa tumpukan sampah plastic, limbah lampu, daun kering, dan kertas. Hal ini merupakan bad view bagi taman tersebut. Selain itu, tidak terdapat focal point yang menjadi daya tarik pengunjung, sehingga keberadaan taman tersebut kurang menarik pengunjung.
g. Analisis social movement
Pemilik/pengelola tapak adalah Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pengguna tapak selain pemilik adalah dosen, mahasiswa, pegawai/staf. Berikut ini adalah hasil wawancara dari pengguna tapak (mahasiswa):
Identitas responden :
Nama : Yoga Setiawan Santoso
Departemen : Agronomi dan Hortikultura
Fakultas : Pertanian
Intensitas kunjungan : -
Hal yang disukai dari tapak (positif): taman tampak hijau karena banyak ditumbuhi pepohonan. Selain itu, taman ditumbuhi tanaman herbal dan buah-buahan yang ketika berbuah dapat dinikmati oleh pengunjung.
Hal yang tidak disukai dari tapak (negative): Sebagian besar tapak ditumbuhi gulma, susunan tanaman herbal dan buah yang tidak beraturan, kondisi taman cukup panas sehingga mnegurangi kenyamanan, banyak semut dan serangga lain yang mengganggu pengunjung.
Usulan perbaikan terhadap tapak: Tapak dibersihkan dari segala bentuk gulma yang mengurangi keindahan, ranting pohon dipangkas kemudian dibuat rancangan tapak yang lebih baik dan meningkatkan daya tarik tapak, sehingga lebih banyak lagi pengunjung yang mengunjungi taman tersebut.
Gambar hasil analisis tapak
2.3 Perencanaan Tapak
Perencanaan tapak(site plan), merupakan kegiatan yang dilakukan setelah analisis selesai dilakukan. Dalam perencanaan tapak kita memberikan usulan tapak yang baru untuk memperbaiki kondisi tapak yang sebelumnya. Perencanaan tapak yang kita usulkan bertemakan “Dreamy Garden”. Tema ini diambil dari konsep taman bunga yang harapannya mampu memberikan kenyamanan dan keindahan yang telah hilang dari kondisi tapak sebelumnya.
Focal point yang kami usulkan adalah berupa kumpulan bunga dememberikanngan beberapa warna yang juga memberikan makna tentang arah mata angin yang diambil dari budaya Bali. Gambar disamping merupakan contoh konsep kumpulan bunga tersebut.
Bunga yang akan kami gunakan untuk menghiasi kumpulan bunga ini adalah jenis bunga krisan yang memang memiliki berbagai macam warna. Contoh gambar krisan adalah sebagai berikut:
Dalam budaya Bali, warna dapat digunakan untuk menunjukkan arah mata angin, uraiannya adalah sebagai berikut: Warna untuk menunjukkan arah utara adalah warna yang cenderung gelap, untuk menunjukkan arah ini digunakan bunga krisan yang berwarna ungu. Bunga krisan yang berwarna merah untuk menunjukkan arah selatan. Warna putih untuk arah timur dan bunga krisan kuning untuk arah barat.
Disamping kumpulan bunga, focal point yang dirancang adalah adanya kolam air mancur yang ada ditengah kumpulan bunga tersebut. Berikut adalah contoh air mancur yang diusulkan.
Air mancur ini sengaja diletakkan di tengah kumpulan bunga, untuk menarik perhatian pengunjung ketika melewati koridor FEMA.
Pada tapak sebelumnya diperoleh bahwa kondisi paving sangat buruk, hal ini dibuktikan dengan adanya rumput atau gulma yang tumbuh dan hamper menutupi seluruh permukaan paving yang ada. Oleh karena itu, konsep paving yang diusulkan disekeliling kolam dibentuk melingkar dengan beberapa warna.
Setelah paving yang melingkar ini, dibuat jalan berbentuk segitiga-segitiga yang juga dibentuk melingkar sebagai akses untuk pengunjung yang ingin menuju ke sisi focal point yang lain.,yang menggunakan pecahan keramik dengan susunan yang acak. Berikut adalah gambar pecahan keramik tersebut,
Pengunjung yang ingin memasuki kawasan taman ini akan disambut dengan gapura yang dihiasi oleh bunga alamanda dengan dua warna yang berbeda. Bunga ini memiliki daya tarik tersendiri karena bentuk bunganya yang indah, yang mampu menarik pengunjung untuk masuk.
Gambar untuk bunga alamanda tersebut adalah sebagai berikut:
Setelah melewati gapura, maka pengunjung akan menikmati keindahan paving yang menuju kearah focal point. Paving yang kami gunakan memiliki warna coklat muda, yang disisinya dihiasi dengan rumput Jepang. Disepanjang jalan menuju focal point, ditumbuhi tanaman pagar yang dengan tehnik topiary diubah menjadi bentuk yang lebih menarik.
Hal yang sama ditemukan pada seluruh keliling taman, dengan tinggi kurang dari satu meter, agar pengguna dapat menikmati keindahan taman ini tanpa harus masuk kedalamnya. Tanaman pagar ini juga berfungsi untuk membatasi taman dengan drainase.
Fasilitas yang ada dalam konsep “Dreamy Garden” ini adalah adanya gazebo yang ada di kiri-kanan taman. Konsep gazebo tersebut adalah sebagai berikut:
Atap gazebo ini digunakan ijuk agar menambah suasana yang lebih alami. Material yang digunakan untuk gazebo ini adalah dari bahan kayu, untuk lantainya digunakan batu keriki sehingga menambah suasana yang alami. Paving yang digunakan untuk menuju gazebo ini adalah paving yang berbentuk bulat dengan material batu-batuan.
Pengunjung yang datang dapat memanfaatkan gazebo ini untuk sekedar beristirahat, berkumpul bersama teman-teman, mengerjakan tugas, atau untuk menikmati pemandangan yang ada. Bagi para pengunjung yang ingin mencuci tangannya, disediakan pula wastafel disisi gazebo. Bentuk gazebo ini berbentuk cukup unik, seperti contoh pada gambar di atas.
Tumpukan sampah yang ditemukan ditaman segitiga FEMA disebabkan oleh tidak adanya tempat sampah di taman tersebut. Oleh karena itu, dalam konsep taman ini, diberikan tempat sampah yang diletakkan dibeberapa titik didalam taman. Tempat sampah yang digunakan adalah tempat sampah yang terbagi atas sampah organic dan sampah anorganik. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi penumpukan sampah yang sering dilakukan oleh pengunjung yang tidak bertanggungjawab.
Pada kondisi taman sebelumnya, tidak ditemukan adanya penerangan ketika malam tiba. Penerangan diperlukan agar pengguna tetap dapat menikmati keindahan taman dimalam hari. Dalam konsep ini diusulkan adanya beberapa sumber penerangan seperti lampu taman. Lampu taman yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu, lampu yang menggunakan listrik dan lampu yang hemat energi karena menggunakan energy surya yang disimpan ketika siang hari. Berikut ini adalah gambar dari kedua jenis penerangan tersebut:
Selain menyediakan gazebo, dalam konsep ini juga diberikan bangku taman lain yang berada di sudut taman. Bangku taman ini sebenarnya adalah batas antara tanaman yang memiliki tajuk yang besar yaitu pohon beringin(Ficus benjamina). Letaknya yang menghadap ke arah air mancur, menjadikan bangku taman ini menarik untuk digunakan oleh pengunjung yang ingin menikmati keindahan hamparan bunga yang berwarna-warni.
Tanaman palem botol juga turut digunakan untuk mengisi ruang yang kosong dalam taman ini. Tanaman palem ini diletakkan didekat tanaman pagar dan gazebo. Bunga soka dengan warna merah digunakan untuk membatasi tanaman palem dengan sisi lainnya.
Gambar disamping merupakan gambar perspektif dari focal point yaitu air mancur yang dilihat dari samping air mancur kea rah gazebo dan koridor FEMA.
Gambar perspektif disamping menunjukkan ilustrasi yang akan terlihat pada usulan desain baru pada taman yang terlihat focal point air mancur dikelilingi taman bunga dan tanaman topiary.
Gambar perencanaan tapak dengan tema “Dreamy Garden”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mendesain suatu karya lanskap diperlukan pemahaman mengenai kondisi tapak sedetail dan sebaik mungkin sebagai upaya pengembangan tapak selanjutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa kegiatan yang meliputi kegiatan inventaris tapak, analisis tapak dan perencanaan tapak.
Hal yang pertama dilakukan adalah inventarisasi tapak dengan melakukan pengukuran luas tapak sehingga dapat diketahui bentuk tapak berupa segitiga sama sisi. Pemetaan vegetasi dan elemen keras serta pengamatan dan pencatatan data di lapangan. Kedua, analisis tapak yang mencakup analisis kondisi iklim, topografi, hidrologi, vegetasi, elemen keras, satwa- satwa, kualitas visual dan social movement. Dari proses analisis tapak yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa taman pada segitiga FEMA cenderung menampilkan bad view karena taman tidak terawatt, banyak sampah dan banyak fasilitas yang tidak berfungsi lagi. Kegiatan yang terakhir adalah perencanaan tapak sebagai usulan desain baru untuk taman. Pada taman tersebut dibuat gazebo sebagai tempat istirahat serta dilakukan penanaman bunga krisan pada sekliling kolam, pohon palem, tanaman pagar dan ground cover sebagai konsep “Dreamy Garden”
3.2 Saran
keadaan taman segitiga FEMA yang kurang terawat perlu adanya penanganan lebih lanjut salah satunya dengan membuat usulan desain baru yang lebih menarik. Selain itu, perlu penggunaan material yang sesuai dengan kondisi iklim dan kondisi lingkungan setempat agar taman mempunyai fungsi bagi pengunjung dan tentunya dapat memberikan suasana nyaman dan indah bagi pengguna taman.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009. Dunia Zaman Era Globalisasi Sekarang. [terhubung berkala] http://windowsproperti.blogspot.com/2009/12/di-dunia-zaman-eraglobalisasi-sekarang.html [3 Januari 2011]
Lestari.2007. Pengetahuan Dasar Penggunaan dan Penanaman Tanaman Lanskap., [terhubung berkala] http://lestarilanskap.multiply.com/journal/item/6/TANAMAN_LANSKAP_Pengetahuan_Dasar_Penggunaan_dan_Penanaman [3 Januari 2011]
0 komentar:
Posting Komentar